Untuk Laki-laki Yang Paling Lapang Maafnya Bernama : A
A, untuk waktu dan kesedihan yang tak pernah usang
Diantara luka-luka yang membuka mata dan enggan melepaskan
Kau sempurna angin katabatik yang datang lebih dini
Seluruh kata-kataku memeluk puisi yang kutuliskan tentangmu
Kita saling mempercayakan cinta atas segala rindu yang tak bertubuh
Yang jauh dan tak pernah tersentuh.
Namun dari segala duka dan kekecewaan, cinta yang tertanam dalam dadaku hanya memeluk satu namamu. Dan rindu yang menyiksaku tak pernah punya alamat lain, selain hatimu yang satu selalu.
A, mari kita percayakan rindu yang resah pada doa-doa yang tak pernah jenuh didengar Maha pemberi cinta. Percayakan rindumu dan sejenak untuk memejamkan matamu, lalu aku akan membukakan mataku. Rebah dan tidurlah juga tubuhmu. Biarkan dada atau mataku jadi ruang paling tentram yang melindungimu dari gamang malam yang kau benci di sepetak ruang.
Disana aku pastikan tidak ada keributan atau kalut suara berisik dan lolong binatang seram malam. Hanya desah nafasmu dan nafasku yang saling bersautan mewakili lagu malam. Dan detak jantungmu yang senada seirama dengan jantungku.
Juga ku mainkan lagu-lagu bach, choppin atau mozart untuk menemani perjalanan lelapmu, untuk ramai di hening keningmu.
A, bulan berubah, kendati kangenku masih tertuju padamu bertabur searah angin yang menuju kamarmu dan ingin berlabuh di pelukanmu. Siksanya menjelma badai paling angkuh di rongga dada, menggemuruh hingga lautan paling utara. Aku ingin berkirim kabar dari pijak kaki dan peluk lenganmu. Menopang kembali hidup yang sempat tak kupercayai dengan berani; MENCINTAIMU.
Mengepalkan tangan dan menatap langit terbuka bahwa memang cinta mengekalkan rasa sekaligus mematahkannya. Aku telah mengecewakanmu berulang dan berpuluh kali. Setiap bahagia yang kutanam rupanya juga luka yang ikut tumbuh. Lalu puisi “Bila maaf umpama pintu, kau bisa memasuki hatiku tanpa mengetuknya lebih dulu” lebih pantas kau miliki. Kendati aku bersikukuh pergi, kendati nafas tak ingin kuhadapi lagi, kau paling maaf atas segala kecewa dan mimpi yang patah. Tapi, tahukah kekasih, aku bahkan tidak peduli bila luka juga ikut menyemayangiku, aku paling ikhlas dan lila dari celah ruang paling sempit, asal rinduku telah benar-benar sampai padamu dengan selamat.
Lalu, di gamang dan kacau malam ketika ku melepaskanmu dalam kopong kehilangan. Kau juga ikut mengambil resiko berjalan di atas duri-duri tajam tanpa alas kaki. Namun anehnya, di antara kita tak ada yang ingin menyerah atau mengaku kalah. Kendati kita sama-sama berdarah. Sebab cinta yang membara, kita kibar terbangkan semangat biru lautan dan hijau tanaman juga arus deras air sungai yang mengalir menujumu, menuju kebahagiaan yang paling hulu.
A, laki-laki paling tulus dan lapang maaf
Demi ruh yang ditiupkan kedalam tubuh Muhammad dan satu raga dalam Adam, sesungguhnya aku paling mampu memahami dan merangkul duka dan senangmu, dan jangan berhenti percaya ada manusia yang betul-betul mencintaimu, aku.
Kukutipkan puisi dari alfinrizal untuk kau baca dan kau ketahui :
Aku mencintaimu, dan tak pernah cukup
Jika hanya berkali-kali mengutarakannya
Pada waktu, juga padamu.
Kau juga bisa menemuiku dalam lirik lagu pamungkas
“I just wanna say that I…I love you”
Juga dalam senandung Maudy Ayunda
“aku mencintaimu sejuta kali sehari“
Dan dalam tembang Ali Gatie
“Met a lot of people, but nobody feels like you. It’s you, it’s always you”